Ciamis, FaktaIndonesiaNews.Com — Universita Galuh (Unigal) melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menggelar Seminar Nasional And Call For Papers denga Tema “Peran Desa Dalam Pemulihan Pasca Pandemi Covid-19 Melalui Percepatan Tranformasi Digital” yang dilaksanakan di Auditorium Universitas Galuh Kabupaten Ciamis, Kamis.(08/02/2023).
Dalam acara tersebut dihadiri oleh, Bupati Ciamis yang diwakili oleh Asisten Daerah (Asda) I Wasdi Ijudin, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Ir. H. AA Langalla Mahmud Mattalitti Perwakilan Bupati Taaikmalay, Perwakilan Bupati Pangandaran, Perwakilan Walikota Banjar, Kapolres Ciamis, Dandim 0613 Ciamis, dan Unsur Frokopimda Kabupaten Ciamis.
Dalam sambutannya Dekan Fisip Menyampaikan, H. Cecep Cahya Supena, S.H., M.H., M.Si., bahwa tranformasi digital sangat bermanfaat bagi desa.
“Transformasi digital di desa yaitu untuk penggunaan teknologi informasi dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi desa, kegiatan desa dapat dilakukan sebaik-baiknya di samping itu transformasi digital sangat meningkatkan kesejahteraan desa,” kata Cecep dalam sambutannya.
Cecep menjelaskan, seminar yang digelar bertujuan untuk mengetahui cara desa mengetahui penanganan desa dalam situasi setelah pandemi Covid-19.
“Melalui seminar nasional ini bisa diketahui bagaimana Pemerintah Desa dalam penerapan ekonomi government dalam situasi kondisi masyarakat pasca dilanda covid 19, penerapan ini adalah bertujuan supaya pemerintah Desa kita mengetahui bagaimana desa dalam pembangunan desa menerapkan secara efisien kreatif, transparan, dan akuntabel,” jelasnya.
Cecep mengharapkan, melalui seminar yabg digelar dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa.
“Saya harap Seminar ini bermanfaat bagi semua orang,” ucapnya.
Prof. Dr. Dadi, M.Si. selaku Rektor Universitas Galuh mengatakan, seminar yang digelar bertujuan untuk mengetahui proses pembangunan desa.
“Saya juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pembekalan sekaligus dengan bagaimana desa-desa di Ciamis atau di Indonesia dapat diperkuat, kita tahu desa adalah kekuatan yang signifikan dalam proses pembangunan ekonomi bangsa kita,” katanya saat memberikan sambutan.
“Saya masih ingat ketika tahun 1997 dan 1998 kita mengalami krisis moneter, ketika hutang menambah semakin berat pada saat itu yaitu nilai tukar Rupiah anjlok begitu dalam dan kita masuk ke jurang krisis yang luar biasa. Tetapi Desa menjadi penguat ekonomi nasional dan desa dapat bertahan lebih baik, karena segala sesuatu yang dapat dibutuhkan oleh masyarakat desa dapat dipenuhi, bahkan Desa juga menjadi penyelamat karena seluruh kebutuhan ada sekitar Desa,” sambungnya.
Dadi juga menjelaskan, perbedaan resesi ekonomi pada tahun 1997 dan saat ini adalah perkembangan teknologi yang begitu pesat.
“Sekarang ketika pandemi berlangsung kembali, kita juga diancam dengan resesi ekonomi. Hanya perbedaannya krisis antara 1997 dan pandemi adalah bagaimana loncatan teknologi dapat menggiringkan ke dunia yang berbeda, kita semua pada saat pandemi mati kutu dan tidak bisa bergerak kemana-mana. Karena ekonomi juga stak, Sehingga tidak ada yang bisa dilakukan. Tetapi beruntung loncatan teknologi informasi begitu besar dan pergerakan itu dapat itu dapat diatasi oleh teknologi komunikasi,” ujarnya.
Sumber : FaktaIndonesiaNews.Com