INSIDEN24.COM – Ngarak Pataka akan kembali memeriahkan Hari Jadi Ciamis ke-381. Selain Ngarak Pataka, Mahkota Binokasih juga akan tampil. Penampilan Mahkota Binokasih merupakan perdana di hari jadi Ciamis pada tahun ini.
Peringatan hari jadi tersebut akan dilaksanakan di 5 titik eks Kewedanaan di Ciamis.
Hal itu diungkapkan Kabid Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis Dian Udeng.
“Masih dengan konsep yang sama, Ngarak Pataka dilaksanakan di lima titik eks Kewedanaan di Ciamis,” ucapnya.
Menurut Udeng, Ngarak Pataka kali ini akan sangat menarik, karena menampilkan tarian pataka.
“Kita akan tampilkan berbagai kesenian lokal, pameran ekonomi kreatif, pelayanan publik dan juga guest star nasional yang berbeda di tiap titiknya,” ungkapnya.
Pada hari jadi kali ini, lanjut Udeng, ada konten baru yang ditampilkan. Yakni adanya arak-arakan Mahkota Binokasih yang usianya lebih dari 700 tahun.
“Bahkan 400 tahun meninggalkan Kawali, baru kali ini kembali ke Ciamis,” jelasnya.
Udeng berharap Ngarak Pataka dan Mahkota Binokasih ini bisa menghibur masyarakat.
Selain itu, berbagai pelayanan publik akan disampaikan setiap OPD.
“Mudah-mudahan masyarakat paham dan bisa tahu ada pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemda Ciamis yang bisa mobile di setiap OPD,” katanya.
Berikut 5 titik Eks Kawedanan tempat peringatan Hari Jadi Ciamis ke-381.
– Jumat (12/5/2023) di Taman Surawisesa, Desa Kawali, Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis.
– Sabtu (20/5/2023) di Lapang Linggaharja, Desa Mekarsari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis.
– Sabtu (27/5/2023) di Lapang Desa Cikaso, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis.
– Sabtu (3/6/2023) di Lapang Desa Hegarmanah, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis.
– Sabtu (10/6/2023) di Lapang Desa Padamulnya, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis.
Dalam kesempatan ini, Udeng sedikit menyampaikan terkait Mahkota Binokasi. Menurutnya, Mahkota Binokasih dibuat di Kawali atas prakarsa Sanghyang Bunisora Suradipati sebagai raja Galuh (1357-1371).
Makhota Binokasih berada di Kerajaan Sunda di Pakuan Pajajaran yaitu ketika Prabu Jayadewata (1401-1521).
Prabu Jayadewata yang merupakan putra dari Prabu Niskala Wastu Kancana dan bertahta di Kawali berhasil mempersatukan Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda di Pakuan Padjajaran Bogor menjadi Kerajaan Sunda.
Ketika Kerajaan Sunda mulai runtuh karena ada pengaruh Islam terutama dari Kerajaan Banten dan Kerajaan Cirebon yang menyerang kerajaan Sunda, Mahkota Binokasih berhasil diselamatkan dan dititipkan ke raja Sumedang Larang yang dianggap secara geografis aman.
Setelah lebih kurang 700 tahun, Mahkota Binokasih akan kembali ke tempat pembuatannya yaitu di Kawali. Disemayamkan di Astana Gede Kawali pada 12 Mei 2023 pada Kegiatan Kirap Panji Kirab Mahkota Kemaharajaan Sunda pada tanggal 11-14 Mei 2023 dimulai dari Sumedang-Ciamis-Bogo-Sumedang. ***
Sumber : https://www.insiden24.com/